MY VIDEO 2

https://www.youtube.com/watch?v=AFSmQTRG56Q




Tradisi Saprahan, Bentuk Kearifan Lokal Melayu Kalimantan Barat
Sebuah spanduk berukuran besar bertuliskan “Awak Datang Kame’ Sambot pade Acara Saprahan Warge RT.003/RW.001 Kampong Banser” tampak terpampang jelas di gapura pintu masuk gang tempat dilaksanakannya acara tradisi ini. Dengan mengambil satu nama besar yaitu Acara Saprahan Warga Kampung Bansir 2015, lebih dari 200-an orang yang sebagian besar merupakan warga masyarakat lingkungan sekitar.

DEFINISI SAPRAHAN

Saprahan merupakan salah satu adat budaya melayu yang masih berkembang dan dilestarikan sejak zaman dahulu hingga saat ini. Adat tradisi dalam kegiatan makan bersama-sama berkelompok baik di dalam rumah sehari-hari ataupun dalam acara mengundang tamu ataupun acara-acara pesta yang di adakan dirumah ataupun di desa.  Hidangan lauk pauk disajikan pada tempat dinamakan baki ataupun dihamparan kain untuk disantap bersama-sama berkelompok sejumlah 6 orang setiap saprah dengan duduk bersila di atas hamparan tikar ataupun permadani untuk undangan laki-laki dan duduk pipih untuk undangan wanita.

MAKNA SAPRAHAN

Makna dari saprahan adalah melambangkan rasa kebersamaan dan rasa kegotong royongan dengan falsafah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah.
Sejak zaman dulu hingga sekarang, tradisi Saprahan identik dengan ajaran agama Islam karena berpedoman pada enam rukun iman dan lima rukun islam. Dalam setiap saprahnya disantap oleh 6 orang dengan pengertian rukun iman, sedangkan untuk lauk pauk yang dihidangkan biasanya 5 piring atau lima jenis sesuai dengan jumlah rukun islam. Saprahan harus dilakukan bersama-sama secara serentak dengan urutan dari yang tertua hingga yang termuda.



Saprahan Tradition, Local Wisdom of Malay West Kalimantan
A large big banner reading "Awak Datang Kame" Sambot pade Saprahan Wpt RT.003 / RW.001 Kampong Banser "show is clearly displayed in the entrance gate entrance where this tradition event is held. By taking a big name that is Saprahan Event Residents Kampung Bansir 2015, more than 200 people who are mostly residents of the surrounding community.
DEFINITION SAPRAHAN
Saprahan is one of Malay cultural customs that is still developing and preserved since antiquity today. Traditional customs in eating activities together in groups both in the home everyday or in anti-guest events and party events are held at home or in the village. The side dishes are served at a place called a tray or a cloth to be eaten together in groups of 6 people each saprah by sitting cross-legged on a mat or rug for male invitation and sit flat for a woman's invitation.
MEANING OF SAPRAHAN
The meaning of saprahan is to symbolize the sense of togetherness and sense of mutual cooperation with the same weight of the philosophy of carrying the same light weight, standing equally high, sitting at the same level.
Since ancient times until now, Saprahan tradition is synonymous with the teachings of Islam because it is based on the six pillars of faith and the five pillars of Islam. In each saprahnya eaten by 6 people with the understanding of the pillars of faith, for side dishes are usually served 5 plates or five types in accordance with the number of pillars of Islam. Saprahan should be done together simultaneously with the order of the one which is full of the youngest.
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTRODUCTION

review hamburger/review food